Langsung ke konten utama

Postingan

Maraaaaahhh

Aku cantik kok dengan wajah kusamku, bekas-bekas jerawatku, mata pandaku, pipi chubbyku, bibir hitamku, semua tahi lalatku, kacamataku, jidat lebarku, rambut keritingku Aku juga cantik kok dengan tubuh gendutku, pendekku, jari-jari bantatku, kulit hitamku Aku tetap cantik kok kalau aku pakai kaos oblong, dekker, cargo pantsku, jilbab serut oblong atau gamis, jilbab syari Aku cantik pakai apapun Sulit membangun rasa percaya diri.  Ada yang butuh berhari-hari, bulanan, tahunan, atau bahkan seumur hidup.  Ada yang diberikan percaya diri dari sejak kecil atau remaja atau sudah dewasa baru bisa tumbuhkan rasa itu.  Ada yang harus diolok-olok atau disakiti dulu baru termotivasi, ada yang sejak kecil memang sudah direndahkan jadi balas dendam waktu dewasa mau mempercantik diri, ada yang bodoamat.  Ada yang langsung punya rezeki untuk merombak semua apa yang diolok-olok, ada yang terima memang begini adanya, ada pula yang masih perang mau dirubah namun tidak memiliki rezeki ke situ. Jadi, buka
Postingan terbaru

Momentum

  - Ramadhan Ramadhan tahun ini tidak ada acara buka bersama. Kalaupun ada, aku pastikan tidak akan ikut. Kata Bu Rida, kalau silaturahmi menimbulkan 'iri', baiknya tidak perlu. Toh masih ada kontak WhatsApp untuk tetap jaga ikatan perteman/saudaraan. Tidak semenghilang itu.  Untuk menghilangkan rasa bosan tidak adanya acara, aku sering eksplore masjid sendirian di Jogja untuk aku kunjungi bertarawih. Aku penasaran dengan perbedaan tarawih yang terjadi di sana. Sejauh itu aku senang karena aku merasa itu hal yang baru. Sekali aku eksplore dengan kawan-kawan. Di Masjid Syuhada, Masjid Dr. Wahidin Soedirohoesodo, dan Masjid Saliman Suciati. Ternyata aku nikmat dengan mendengarkan kajian-kajian dengan tema yang bahkan aku tidak pernah tahu kalau itu ada. Di malam ramadhan ke-27, aku bersama kawan-kawan i'tikaf di Masjid Kampus UGM selama semalam. Sekali lagi itu adalah hal yang baru. Karena aku ingin mengejar ketertinggalan tilawahku, minumlah aku kopi logo hijau yang bersandi

curhat yah

Beberapa bulan ini aku merasa tidak sekuat kemarin. Aku semakin lemah. Rasanya pertahanan yang aku bangun semakin runtuh. Aku merasa orang-orang terdekatku mulai menjauh. Aku merasa orang-orang terdekat semakin menyakiti, yang mana kemarin aku pikir aku baik-baik saja akan hal itu tapi sekarang aku semakin seperti tidak bisa menghadapi itu. Aneh, padahal tidak ada tekanan. Tapi rasanya tertekan dan aku benci itu. Aku benci diriku yang tidak kuat, aku benci diriku yang lemah.  Kalian itu, orang terdekatku. Pulangku ke kalian. Tapi kalian tidak mendengarkanku, kalian menyepelekan aku, kalian meremehkan aku, kalian mengabaikanku, kalian tidak menganggapku, kalian memakiku jika aku mengeluh. Aku ingin bicara tapi tidak didengarkan, atau sekalinya didengarkan aku dimaki. Kalau bukan ke kalian itu ke siapa lagi aku dekat? Aku tidak dianggap, namun aku tidak boleh pergi. Aku terpenjara. Aku adalah narapidana yang tidak pernah melakukan hal kejahatan. Sekaligus aku adalah orang baik yang diker

Kenapa kembali?

Kenapa orang berbaik hati memberikan kesempatan? Setiap orang pasti memiliki sisi baik dalam dirinya. Mau sekriminal apapun dia. Hanya saja, tidak semua orang memiliki rumangsa. "Besok kalo kaya gini lagi tinggal minta maaf, pasti dimaafin kok. Gampang dia mah orangnya." "Nanti juga baikan kok." "Nanti juga pasti reda sendiri." Itu namanya menyepelekan, kau tahu tidak? Wah sering banget denger kata-kata itu, dan baru kutahu kalau itu menjijikkan.  Ah, pengen ngomong kasar tapi udah janji nggak mau lagi ngomong kasar. Sekiranya diberikan kesempatan, belajar dari yang kemarin.   Perbaiki sikap. Yakin, orang yang memberimu kesempatan itu juga selalu menata hati. Dan itu tidak mudah. Jangan hancurkan dengan ketidakpedulianmu. Mereka sangat memahami sifatmu. Mereka menyesuaikan seperti apa kau memperlakukan mereka. Mereka adalah air. Kau adalah wadah-wadah berbagai macam rupa. Ibarat kata, mereka sudah merendah(kan) diri untukmu. Dan itu masih direndahkan lagi

Rezeki Sudah Diatur

Syukur diberikan rasa gelisah. Tanpanya, tak akan pernah tahu rasa nikmat ketenangan. Gagal bukan berarti akhir dari perjuangan. Gagal bukan pula sebuah hasil. Ialah salah satu dari mampirnya sebuah proses menuju hal yang dicapai. Itu normal. Tak perlu marah. Jangan memberi hidup hanya satu pilihan. Berilah ia berbagai rencana. Memang bukan jaminan kebahagiaan. Namun, dengan segala kegagalan yang terjadi di setiap rencana (yang ternyata bukan milik kita), semakin diberi hati yang lapang untuk menerimanya. Diberi bahu yang kuat untuk menopangnya. Diberi pikiran yang luas untuk berpikir. Segalanya akan lebih baik, percayalah. Dan setidaknya, ada yang masih bisa dikejar. Enak tidak rasanya ada satu hal yang sangat diimpikan seperti sudah dekat di depan mata? Ah, sulit dijelaskan. Namun, kembali lagi kepada konsep rezeki. Jika sudah takdir memilikinya 10, maka mau sampai berkeringat darah olehmu mencari pun akan tetap dapat 10. Tidak kurang, tidak lebih. Jangan bedakan dengan orang lain, s

Hipokrit Pemahaman

Jalan pikir kurasa sudah kutata sedemikian rapinya. Aku paham bahwa cobaan itu pasti selalu datang sekuat apapun kita mencegahnya. Yang bisa kulakukan adalah berprasangka baik, semua akan baik-baik saja, segalanya terjadi karena suatu alasan, dan tuhan memberi hamba cobaan sesuai kemampuannya. Jangan lari. Hadapi walau takut, lalu selesaikan. Entah akan sakit melewatinya, namun itu baik. Tidak semua semua luka itu mengganggu pandangan. Sebuah luka akan memberi diri kita peringatan untuk tidak menggoreskan luka di tempat yang sama, untuk tidak melakukan kesalahan yang lama. Kalaupun ternyata tuhan memberikan cobaan yang sama, kemungkinan ada dua, yaitu : 1. Kita belum selesai dengan urusan itu 2. Its okay, kita sudah pernah melewati itu. How hard it could that be, right? Penyelesaian hanya di pikiran diri sendiri. Bukan orang lain. Orang lain itu hanya support, pendukung. Tapi jangan sampai mengemis dukungan kepada siapapun. Orang yang memang benar-benar baik, akan tulus memberikan duku

Contoh Teks Cerita Islami MAPSI 2021

Salah satu cabang dalam perlombaan MAPSI SD/MI yaitu Menulis Cerita Islami. Di tahun 2021, Lomba MAPSI di cabang ini diperoleh subtema sebagai berikut : 1. Pemaaf dan bertaubat (meneladani Nabi Adam as) 2. Semangat belajar di masa pandemi (meneladani Nabi Idris as) 3. Kerja keras dan kerjasama (meneladani Nabi Nuh as) 4. Jujur dan kasih sayang (meneladani Nabi Hud as) 5. Pentingnya kebersihan di masa pandemi (meneladani Nabi Muhammad saw) dengan ketentuan tokoh keteladanan dapat ditambah dengan Nabi dan Rasul yang lain, sahabat Nabi Muhammad saw, tokoh muslim internasional, guru, tokoh masyarakat, orang tua, dsb. Berikut saya lampirkan contoh teks cerita islami yang merupakan Juara I tingkat Kota Magelang Jawa Tengah tahun 2021 . Bisa dijadikan inspirasi anda sekalian dalam melatih atau menulis cerita islami di tahun depan. Cerita I Meneladani sifat pemaaf dan bertaubatnya Nabi Adam as. Belajar dari Taubatnya Nabi Adam Kupandangi cahaya yang menembus masuk di kaca jendela kamar kecilku